Anya Geraldine dan Awkarin Jelas Beda!! (#TeamAnya)

Sebagai pengguna sosial media, mungkin kamu tak asing lagi dengan nama Awkarin dan Anya Geraldine.



Yup, dua orang tersebut terkenal sebagai selebgram yang cukup kondang. Tapi, sebenernya Anya Geraldin dan Awkarin ini punya banyak perbadaan lho! Mau tau apa aja??

1. Mereka dari kelas sosial yang berbeda

Well, ini kelihatan! Anya dan Awkarin memang kelihatan berada dari kelas sosial yang beda. Awkarin yang terkenal duluan lebih sering terkspos jalan bareng rombongan temannya, mostly tempat jalan dan jajannya campuran, apapun asal hepi. Well, dan yang paling penting adalah kosakata kotor yang dianggap kekinian itu selalu keluar. Like on every single sentence. Anyway seperti tagline andalannya, Awkarin memang nggak mau jaim.

Berbeda dengan Anya. Dia terlihat lebih smart memilih teman dan lokasi yang ia publish. Di semua akun sosmednya, ia bisa memilih dan menyajikan update tentang dirinya dengan lebih cute tapi tetap kekinian. Biarpun anya kadang melontarkan kata-kata kasar, but it's not that much. Dan yang biasa gaul sama anak jakarta, it's not that extremely rude. Keliatan kalo Anya memang masih bisa mengontrol perkataannya, dan dari situ juga terlihatlah kalau Anya bisa memilah kelas sosialnya.


2. Endorser VS Model

Yep, perbedaan endorser dan model inilah yang belum dipahami oleh banyak orang. Awkarin adalah contoh endorser. Dia memang berfoto, karena itulah sarana yang digunakannya, tetapi Awkarin bukan model. Awkarin seringkali bergonta-ganti tampilan, tetapi sepertinya lagi-lagi pilihan tampilannya ditentukan oleh jangkauan dompet dan suplai barang dari bisnis endorsmentnya. Tidak salah, tapi lumayan cerdas.

Anya, skekali lagi ditentukan oleh kelasnya. Memang Anya seringkali melakukan endorsment tapi bukan hal itu yang dilakukan dirinya sebagai kegiatan primer. Ia ingin menampilkan dirinya sebagai Anya, bukan sebagai boneka yang bisa dilabeli berbagai brand yang ia gunakan. Gayanya terlihat sama, tetapi esensinya jauh berbeda. And again Anya memang sempat mengikuti modelling class as a professional.

3. Love life dan narsism

Yes, Awkarin dan Gagag yang sempat jadi #relationshipgoals itu memang udah kelar. Tapi kesan bahwa love life bakal jadi the nex her narcism, is predictable. And again, itu kembali ke lingkungan di sekitarnya. Mungkin bukan maksud dia untuk bersikap narsis, tapi lingkungannya memicu untuk membuka apa yang seharusnya tidak ia buka dengan dalih agar tidak terlihat palsu. Oh, poor you Awkarin. Well, sebagian kelas memang menganggap hal ini cool dan dope. Tapi buat sebagian yang lain, it's unprofessional.

Again for Anya, meski baru 4 bulan menjalin kasih, dengan super vlog mereka berdua yang romantis abis, tapi terlihat bahwa vlog yang mereka bikin memang untuk menyimpan momen, bukan cuma pamer. That's why terkadang mereka membatasi apa yang mau mereka share ke publik dan enggak. Serta membatasi tayangan dengan editan sehingga hasil akhirnya tetap terlihat cute. Biar ada pemanis peluk-kecup, tapi nggak ada adegan yang maksa supaya mereka terlihat romantis. Terlihat natural dan nggak dibuat-buat. It's just lovey-dovey scene.