Kasus Mapala UNISI, Anak UII Jangan Mau Dibully!!

Berita duka datang dari UII, FemZ. Kita kehilangan 3 mahasiswa cemerlang penerus bangsa karena ulah oknum mapala senior yang tidak bertanggung jawab. Diluar banyaknya hujatan yang dilayangkan ke pihak Mapala UNISI dan UII, rasanya kita juga harus mengambil pelajaran dari semua maslaah yang belum ada ujungnya ini. Masalah ini sering banget diangkat, yep. Masalah Anti-Bullying!


Masalah bullying oleh senior memang bukan hanya dalam kasus ini saja. tengok saja beberapa bulan terakhir memang marak kasus bullying oleh senior yang tersorot media. Ada yang luka-luka sampai harus meregang nyawa. Permasalahannya, apakah senioritas satu-satunya biang keladi, adanya ataukah lemahnya kemampuan utuk melindungi diri? Well, bisa jadi bukan keduanya karena kultur yang berkembang di lingkungan itu memang mengkondisikan demikian. Biarpun ingin menghilangkan kebiasaan bullying, tapi kegiatan bully bisa jadi sudah jadi bagian yang erat dan tak terpisahkan sehingga penerusnya tidak bisa menghindari untuk melakukannya. Wah, rumit juga ya.


But, gaes, mari kita lihat dari sudut pandang berbeda. Tidakkah hujatan kepada almamter berdampak kepada semua anggota institusi? Well, secara nyata iya, namun tidak ada yang peduli. di sosmed banyak sekali hujatan yang dilayangkan kepada mahasiswa dan almamater UII, khususnya yang berhubungan langsung dengan kasus ini. Walau semua orang tau, yang buruk tidak akan pernah sepenuhnya buruk, tapi pastinya yang ingin membela diri akan semakin dibully. Woy, mahasiswa UII, jangan mau kena bully di sosmed! Simak nih cara menghindari bully di sosial media.



1.  Hentikan sementara aktifitas sosial media.

Ini adalah hal paling aman. diam dan matikan sampai semua masalah ini selesai. Aduh, tapi kan gatel, kak pengen deh membela diri. Well, kalo kalian wise enought, kalian pasti bisa memahami bahwa ini bukan saat yang tepat untuk eksis.

2. Dilarang curhat sembarangan.

Sebagai obyek hujatan, curhat bukan jalan yang tepat apalagi di sosial media. Satu kalimat yang salah saja bisa memicu beragam reaksi. So, curhatlah kepada Tuhan, minta semua masalah ini segera diangkat dan bisa dilewati dengan baik.

3. Jangan bicara kasar.

Menjadi obyek hujatan tentunya bikin hati panas. membela ini salah, membela itu salah. Sungguh rasanya tidak tahan untuk memaki. Wait! Jangan gegabah! Posisi yang tidak menguntungkan ini tidak boleh menjadi jauh lebih buruk dengan makian. Belajarlah bersabar sedikit sampai semua masalah jelas .

4. Hati-hati akun palsu.

Berseliweran akun sosial media abal-abal yang menghujat balik para pencari keadilan. Mereka memprofokasi supaya akun mereka terangkat dan menjadi viral. Buat apa? buat cari followers. Mereka tau selain lovers, haters juga prospek besar untuk dijadikan followers. Yang rugi? kembali ke institusi.

5. Minta perlindungan kepada petugas keamanan.

Tuduhan pembunuh, menghilangkan nyawa junior, tuduhan psikopat, dan ancaman yang didapat oleh anggota dan civitas akademika lain pastilah sangat menyudutkan. Bagaimana jika bullying netizen semakin mengkhawatirkan? Kamu bisa menghubungi pihak terkait di universitas atau melaporkan akun-akun bullying tersebut ke unit cyber crime di kepolisian. Jika orang tersebut melakukan bullying hingga mengancam fisik, jangan hanya diam, mintalah perlindungan!