Mari Bangkitkan Semangat Mahasiswa UII

Dari Feminimalis, tribute to seluruh rekan almamater UII. Bagaimanapun juga ini adalah sebuah pembelajaran…


Kampus adalah tempat bagi mahasiswa untuk belajar, mengemban ilmu berdasarkan kompetensi dan interest masing-masing. Pelajaran ini dapat dilakukan di manapun, mulai dari ruangan yang ber AC, taman untuk tempat berdiskusi, jalan setapak dan selasar yang dijadikan tempat untuk melaksanakan tugas kelompok, sampai masjid besar kita Ulil Albab yang sering digunakan untuk berbagi ilmu. 

Tak hanya itu, mahasiswapun masih rela menyisakan waktunya untuk bergabung pada berbagai lembaga. Mereka sebenarnya haus ilmu dan pengalaman. Maka, lembaga pun juga berkembang menjadi ajang bagi mahasiswa untuk mengemban ilmu. Hal ini memperlihatkan bahwa tidak hanya dari buku, ilmu juga dapat digapai dari hasil interaksi dan pengalaman berorganisasi. 

Kampus kita dapat diibaratkan sebagai sebuah laboratorium raksasa, dimana mahasiswa bereksperimen dengan berbagai cara, sekedar untuk belajar, mencari tau dan menggali berbagai potensi yang dimiliki untuk mempersiapkan diri agar kelak ketika terjun dalam realita masyarakat dan negara, ilmu itu pun dapat dimanfaatkan, entah dimanfaatkan secara pragmatis, ataupun dengan landasan ideologi dan idealisme


Kita ingat, hari pertama, dan hari-hari kemudian saat jas almamater kita kenakan. Ada sebuah mars yang sering kita lantunkan, dan biasa kita nyanyikan dengan teman-teman almamater dari kampus lain.

MARS MAHASISWA 
Kepada para mahasiswa yang merindukan kejayaan
Kepada rakyat yang kebingungan di persimpang jalan
Kepada pewaris peradaban yang telah menggoreskan
Sebuah catatan kebanggaan di lembar sejarah manusia
Wahai kalian yang rindu kemenangan
Wahai kalian yang turun ke jalan
Demi mempersembahkan jiwa dan raga untuk negeri tercinta

Kampus pun dipandang sebagai sebuah miniatur negara dengan segala dinamika sosial politiknya. Kita tentu saja berpikir bahwa tidak mungkin suatu kampus memiliki kewenangan dalam menyelesaikan permasalahan pidana dan perdata hanya dengan melibatkan kapasitas internal. Ditengah serbuan dari masyarakat. Kita, miniatur kecil negara, harus bisa mulai menyesuaikan, bertindak dengan langkah paling bijak untuk meredakan prasangka dan mulai menjelaskan fakta. 



Perjuangan pergerakan kemahasiswaan akan selalu ada selamanya sebagai agen perubah, kekuatan moral, dan bekal masa depan untuk mengusung cita-cita perjuangan negara. Semua lembaga memilik nafas yang sama, dalam sebuah konsep kelembagaan di semua universitas. Sebaiknya, dan semestinya kita memberikan dukungan moral untuk mereka yang sedang kebingungan. 

Sejarah ini akan selamanya membekas di UII, tapi bila tidak dijadikan pembelajaran untuk semua, maka pengorbanan tiga rekan kita tidak akan ada artinya. Mari kita dukung perjuangan kawan-kawan di UII untuk meredakan masalah dan melanjutkan kegiatan akademiknya. Tidakkah semua mahasiswa ingin pulang dengan membawa ijasah kebanggaan?